Selasa, 22 Desember 2015

Satu tahun tiga bulaan

Namaku oktatri yani, aku adalah bunda dari anak laki-laki yang sekarang berumur satu tahun tiga bulan..balita kecilku sedang asyik-asyiknya melangkahkan kakinya mencoba keluar rumah.. sibotak yang perlahan-lahan terlihat wataknya, sibotak yang mulutnya tak usai mengunyah dan sibotak yang selalu aku rindukaaaaaaan pelukkan hangatnya setiap malam..

mungiiiiiL.....

bayi mungilku yang dulu sekarang talah mampu memanggilku dengan sebuttan ndaaaaa... 
meskipun belum sempurna pengejaannya tapi aku bahagai, karna dia mampu merasakan kasih sayangkuuu..
kasih sayang seorang ibuuu... 
OHh.. ALif

Jumat, 09 Oktober 2015

PERBEDAAN KTSP DAN K13

Perbedaan Kurikulum 2013 Dengan KTSP - Kurikulum 2013  diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Sedangkan implementasinya telah diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014 di sekolah-sekolah tertentu atau masih terbatas. Dulu dan sekarang, kita sudah mengenal dengan yang namanya KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mulai diberlakukan sejak tahun ajaran 2007/2008. Kalau kita cermati bersama, perbedaan paling mendasar antara Kurikulum 2013 dengan KTSP. Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan.
Namun dibalik perbedaan yang ada, sebenarnya juga terdapat kesamaan esensi antara Kurikulum 2013 dengan KTSP. Misalnya tentang pendekatan ilmiah (Scientific Approach) yang pada hakekatnya adalah pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan. Pendekatan ini mempunyai esensi yang sama dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP).  Masalah pendekatan sebenarnya bukan masalah kurikulum, tetapi masalah implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa jadi pendekatan ilmiah yang diperkenalkan di Kurikulum 2013 akan bernasib sama dengan pendekatan-pendekatan kurikulum terdahulu bila guru tidak paham dan tidak bisa menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.

Berikut ini adalah perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan KTSP
No
Kurikulum 2013
KTSP
1SKL (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006
2Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuanlebih menekankan pada aspek pengetahuan
3di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VIdi jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III
4Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSPJumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013
5Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
6TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaranTIK sebagai mata pelajaran
7Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan
8Pramuka menjadi ekstrakuler wajibPramuka bukan ekstrakurikuler wajib
9Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MAPenjurusan mulai kelas XI
10BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswaBK lebih pada menyelesaikan masalah siswa

Update Mei 2015 :

No
KTSP
Kurikulum 2013
1
Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentuTiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (Sikap, Keteampilan, Pengetahuan)
2
Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiriMata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi  dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas
3
Bahasa Indonesia sejajar dengan mapel lainBahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain (sikap dan keterampilan berbahasa)
4
Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbedaSemua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama (saintifik) melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar…
5
Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan terpisahBermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu satu sama lainKonten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya
6
Tematik untuk kelas I-III (belum integratif)Tematik integratif untuk kelas I-III
7
TIK mata pelajaran sendiriTIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sebagai media pembelajaran mata pelajaran lain
8
Bahasa Indonesia sebagai pengetahuanBahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge
9
Untuk SMA ada penjurusan sejak kelas XITidak ada penjurusan SMA. Ada mata pelajaran wajib, peminatan, antar minat, dan pendalaman minat
10
SMA dan SMK tanpa kesamaan kompetensiSMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait dasar-dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap.
11
Penjurusan di SMK sangat detilPenjurusan di SMK tidak terlalu detil sampai bidang studi, didalamnya terdapat pengelompokkan peminatan dan pendalaman

Minggu, 30 November 2014

Muhammad Al-Arif

Sabtu, 20september14 bayi mungilku hadiaa yang diberikan sang pencipta lahir.. ngerasai jadi seorang ibu.. 9bulan sepuluh hari lebih aku mengandung putraku :)) tanpa mengenal lelah ku ajak diaa mengikuti aktivitasku dari mulai menyelesaikan kuliahku. praktek lapangan. Dan Tumpukan tugas yang tak pernah usai :')
Kini bayi mungil itu tlah bersamaku dipelukanku.. 08.15 dia lahir dengan isak tangis yang sangat kuat sunguh sebuah kegembiraan.. sehari semalam aku harus bertarung dengan nyawa. Ngerasain yang katanya watt melahirkan itu SubhanaAllah nikmatnyaa tapi semuanya akan terbayar ketika ku lihat dia sehat dan begitu mengagumkan :))
Selamat bayinya laki-laki :') Alhamdulillah puji syukur berkahmu yaRAbb .. rasa lelah dan kantuk pascaamelahirkan hingap dimata tapi semua ku abaikan yang ada dikepalaku cuma putraku 
"MUHAMMAD AL-ARIF"

Senin, 23 Desember 2013

PRAKTIKUM KE 1 (SATU)



ABSTRAK
Triyani. Ochta. 2013. Laporan Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Bakteri Eschericia coli, Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus. Program Studi Pendidikan Biologi. Program Sarjana (S1). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang. Dosen Pengasuh Susi Dewiyeti, S.Si.,M.Si.
Kata Kunci : Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Bakteri Eschericia coli, Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh faktor lingkungan terhadap pertumbuhan baketri Eschericia coli, Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus pada perlakuan suhu dan pH dengan menggunakan metode eksperimen laboratorium, untuk dapat mengetahui pertumbuhan bakteri digunakan aquadest steril, asam cuka, NaOH, air panas dan air dingin dengan suhu dan pH yang berbeda-beda sebagai media cair, hasil penelitian menunjukan bahwa pada suhu optimum 300C bakteri tersebut dapat tumbuh dengan baik dan pada pH optimum yang sangat asam dan basa bakteri masih dapat tumbuh ini dikarenakan pertumbuhan bakteri tersebut berbeda-beda. Hal ini membuktikan bahwa suhu dan pH suatu larutan berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri.


LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TERAPAN
  1. PRAKTIKUM KE : 1
B.    JUDUL : PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP
PERTUMBUHAN BAKTERI Eschericia coli, Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus
C. TUJUAN : Untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan mikroba bakteri Eschericia coli, Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus
  1. DASAR TEORI :
Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram positif dan Gram negatif didasarkan pada perbedaan struktur dinging sel. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang terdiri atas lapisan peptidoglikan yang tebal dan asam teichoic. Sementara bakteri Gram negatif memiliki lapisan luar, lipopolisakarida terdiri atas membran dan lapisan peptidoglikan yang tipis terletak pada periplasma. (wawan,2009)
1.      Escheria coli
      Bakteri Escheria coli adalah sebuah nama bakteri adalah sebuah nama bakteri yang diambil dari nama orang yang menemukannya yaitu Theodor Escherich, Pada tahun 1907. (Ruth,2009)
      E. coli praktis selalu ada dalam saluran pencernaan hewan dan manusia   karena secara alamiah Escherichia coli merupakan salah satu penghuni tubuh. Penyebaran E.coli dapat terjadi denga cara kontak langsung (bersentuhan, berjabatan tanggan dan sebagainya) kemudian diteruskan melalui mulut, akan tetapi E. coli pun dapat ditemukan tersebar di alam sekitar kita. (Ruth,2009)
      E. coli merupakan mikroorganisme yang dipakai sebagai indikator untuk menguji adanya pencemaran air oleh tinja. Di dalam kehidupan kita. E.coli mempunyai peranan yang cukup penting yaitu selain sebagai penghuni tubuh (di dalam usus besar) juga E. coli menghasilkan kolisin yang dapat melindungi saluran pencernaan dari bakteri patogenik. Escherichia coli akan menjadi patogen bila pindah dari habitatnya yang normal kebagian lain dalam inang, misalnya, bila E. coli di dalam usus masuk ke dalam saluran kandung kemih kelamin dapat menyebabkan sistitis, yaitu suatu peradangan pada selaput lendir organ tersebut.
Escherichia sekarang dianggap sebagai genus dengan hanya satu species yang mempunyai beberapa ratus tipe antigenik. (Ruth,2009)
                      Gambar 1 Escheria coli (Sumber: Ruth,2009)
Ciri-ciri Bakteri E.Coli : batang lurus, 1,1-1,5 μm  x 2,0-6,0 μm, motil dengan flagellum peritrikus atau nonmotil, gram negativ, tumbuh dengan mudah dengan media nutrien sederhana. Laktosa difermentasi oleh sebagian besar galur dengan produksi asam dan gas. Kandungan G+C DNA ialah 50 sampai 51mol %. (Pelczar.1988:949)
2. Staphylococcus aureus
                        Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk bulat berdiameter 0,7-1,2 μm, tersusun dalam kelompok-kelompok yang tidak teratur seperti buah anggur, fakultatif anaerob, tidak membentuk spora, dan tidak bergerak. Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum 37ºC, tetapi membentuk pigmen paling baik pada suhu kamar (20-25 ºC). Koloni pada perbenihan padat berwarna abu-abu sampai kuning keemasan, berbentuk bundar, halus, menonjol, dan berkilau. Lebih dari 90% isolat klinik menghasilkan S. aureus yang mempunyai kapsul polisakarida atau selaput tipis yang berperan dalam virulensi bakteri. (Sri,2009)
Staphylococcus aureus, 50,000x, USDA, ARS, EMU.jpg
Gambar 2 Staphylococcus aureus (sumber :Anonim,2008)

Klasifikasi Staphylococcus aureus
Kingdom       : Monera
Divisi             : Firmicutes
Class              : Bacilli
Order             : Bacillales
Family           : Staphylococcaceae
Genus            : Staphylococcus
Species          : Stapylococcus aureus
                        Sebagian bakteri Stafilokokus merupakan flora normal pada kulit, saluran pernafasan, dan saluran pencernaan makanan pada manusia. Bakteri ini juga ditemukan di udara dan lingkungan sekitar. S. aureus yang patogen bersifat invasif, menyebabkan hemolisis, membentuk koagulase, dan mampu meragikan manitol. (Sri,2009)
                        Infeksi oleh S. aureus ditandai dengan kerusakan jaringan yang disertai abses bernanah. Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh S. aureus adalah bisul, jerawat, impetigo, dan infeksi luka. Infeksi yang lebih berat diantaranya pneumonia, mastitis, plebitis, meningitis, infeksi saluran kemih, osteomielitis, dan endokarditis. S. aureus juga merupakan penyebab utama infeksi nosokomial, keracunan makanan, dan sindroma syok toksik. (Sri,2009)
       Gambar 3 Stapylococcus aureus (sumber :Anonim,2008)
Staphylococcus aureus mampu tumbuh pada suhu rendah 6-70C, Pada umumnya staphylococcus aureus tumbuh pada kisaran suhu 7-48.50C dengan suhu optimum pertumbuhan 30-370C, Kisaran pH pertumbuhan antara 4.3 hingga 9.3 dengan pH optimum 7.0-7.5. (Anonim,2011)



            Tabel 1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan S. aureus

Faktor Pengaruh
Pertumbuhan
Optimum
Kisaran
Suhu
370C
4 –48°C
pH
6.0-7.0
4.0-9.8
aw
0.98≥0.99
0.83≥0.99
Atmosfer
Aerobik
Anaerobik hingga aerobik
Natruim Klorida
0.5-0.4%
0-20%
  (sumber : Anonim,2011)

3. Salmonella typhosa
    Salmonella typhosa merupakan patogen fakultatif intraseluler yang memerlukan faktor virulensi untuk tetap hidup di dalam sel agar berhasil berkolonisasi dan bereplikasi masuk ke dalam jaringan (Cheminay et al., 2005). Salah satu faktor virulensi yang dimiliki Salmonella typhi adalah villi atau fimbriae. Fimbriae merupakan protein polimer permukaan sel bakteri sebagai mediator penting interaksi bakteri terhadap hospes dan survive pada lingkungan, motilitas, kolonisasi serta invasi pada sel hospes (I Nengah Kundera,2012).
SalmonellaNIAID.jpg
Gambar 4 Salmonella typhosa (sumber :2008)
Klasifikasi Salmonella typosa
Kingdom            : Bakteria
Phylum               : Proteobakteria
Classis                : Gamma proteobakteria
Ordo                   : Enterobakteriales
Familia               : Enterobakteriakceae
Genus                 : Salmonella
Species               : Salmonella typosa
Untuk menumbuhkan Salmonella dapat digunakan berbagai macam media, salah satunya adalah media Hektoen Enteric Agar (HEA). Media lain yang dapat digunakan adalah SS agar, bismuth sulfite agar, brilliant green agar, dan xylose-lisine-deoxycholate (XLD) agar, HEA merupakan media selektif-diferensial, Media ini tergolong selektif karena terdiri dari bile salt yang berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan beberapa gram negatif, sehingga diharapkan bakteri yang tumbuh hanya Salmonella. Media ini digolongkan menjadi media diferensial karena dapat membedakan bakteri Salmonella dengan bakteri lainnya dengan cara memberikan tiga jenis karbohidrat pada media, yaitu laktosa, glukosa, dan salisin, dengan komposisi laktosa yang paling tinggi. Salmonella tidak dapat memfermentasi laktosa, sehingga asam yang dihasilkan hanya sedikit karena hanya berasal dari fermentasi glukosa saja. Hal ini menyebabkan koloni Salmonella akan berwarna hijau-kebiruan karena asam yang dihasilkannya bereaksi dengan indikator yang ada pada media HEA, yaitu fuksin asam dan bromtimol blue. (Anonim,2008)
Faktor lingkungan bagi pertumbuhan mikroba
   Aktivitas mikroba dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungannya. Perubahan lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi mikroba. Beberapa kelompok mikroba sangat resisten terhadap perubahan faktor lingkungan. Mikroba tersebut dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan kondisi baru tersebut. Faktor lingkungan meliputi faktor-faktor abiotik (fisika dan kimia), dan faktor biotik. (Anonim1,2003)
1. Suhu
a. Suhu pertumbuhan mikroba
   Pertumbuhan mikroba memerlukan kisaran suhu tertentu. Kisaran suhu
pertumbuhan dibagi menjadi suhu minimum, suhu optimum, dan suhu maksimum. Suhu minimum adalah suhu terendah tetapi mikroba masih dapat hidup. Suhu optimum adalah suhu paling baik untuk pertumbuhan mikroba. Suhu maksimum adalah suhu tertinggi untuk kehidupan mikroba.
Berdasarkan kisaran suhu pertumbuhannya, mikroba dapat dikelompokkan menjadi mikroba psikrofil (kriofil), mesofil, dan termofil. Psikrofil adalah kelompok mikroba yang dapat tumbuh pada suhu 0-30 0C dengan suhu optimum sekitar 15 0C. Mesofil adalah kelompok mikroba pada umumnya, mempunyai suhu minimum 150C suhu optimum 25-370C dan suhu maksimum 45-550C. Mikroba yang tahan hidup pada suhu tinggi dikelompokkan dalam mikroba termofil. Mikroba ini mempunyai membran sel yang mengandung lipida jenuh, sehingga titik didihnya tinggi. Selain itu dapat memproduksi protein termasuk enzim yang tidak terdenaturasi pada suhu tinggi. Di dalam DNA-nya mengandung guanin dan sitosin dalam jumlah yang relatif besar, sehingga molekul DNA tetap stabil pada suhu tinggi. Kelompok ini mempunyai suhu minimum 400C, optimum pada suhu 55-600C dan suhu maksimum untuk pertumbuhannya 750C. Untuk mikroba yang tidak tumbuh dibawah suhu 300C dan mempunyai suhu pertumbuhan optimum pada 600C, dikelompokkan kedalam mikroba termofil obligat. Untuk mikroba termofil yang dapat tumbuh dibawah suhu 300C, dimasukkan kelompok mikroba termofil fakultatif. (Anonim1,2003)
Grafik 1 Pertumbuhan mikroba pada berbagai kisaran suhu pertumbuhan
(Sumber: Anonim1,2003)

Bakteri yang hidup di dalam tanah dan air, umumnya bersifat mesofil, tetapi ada juga yang dapat hidup diatas 500C (termotoleran). Contoh bakteri termotoleran adalah Methylococcus capsulatus. Contoh bakteri termofil adalah Bacillus, Clostridium, Sulfolobus, dan bakteri pereduksi sulfat/sulfur. Bakteri yang hidup di laut (fototrof) dan bakteri besi (Gallionella) termasuk bakteri psikrofil. (Anonim,2003)
b. Suhu tinggi
     Apabila mikroba dihadapkan pada suhu tinggi diatas suhu maksimum, akan memberikan beberapa macam reaksi. (1) Titik kematian thermal, adalah suhu yang dapat memetikan spesies mikroba dalam waktu 10 menit pada kondisi tertentu. (2) Waktu kematian thermal, adalah waktu yang diperlukan untuk membunuh suatu spesies mikroba pada suatu suhu yang tetap. Faktor-faktor yang mempengaruhi titik kematian thermal ialah waktu, suhu, kelembaban, spora, umur mikroba, pH dan komposisi medium.
Tabel 2 Waktu kematian thermal (TDT/ thermal death time) untuk beberapa
             jenis bakteri
Nama mikroba
Waktu
(menit)
Suhu ( oC)
Escherichia coli
20-30
57
Staphylococcus aureus
19
60
Spora Bacilus subtilis
20-50
100
Spora Clostridium botulinum
100-330
100
(Sumber : Anonim,2003)
c. Suhu rendah
Apabila mikroba dihadapkan pada suhu rendah dapat menyebabkan
gangguan metabolisme. Skibat-akibatnya adalah (1) Cold shock , adalah penurunan suhu yang tiba-tiba menyebabkan kematian bakteri, terutama pada bakteri muda atau pada fase logaritmik, (2) Pembekuan (freezing), adalah rusaknya sel dengan adanya kristal es di dalam air intraseluler, (3) Lyofilisasi , adalah proses pendinginan dibawah titik beku dalam keadaan vakum secara bertingkat. Proses ini dapat digunakan untuk mengawetkan mikroba karena air protoplasma langsung diuapkan tanpa melalui fase cair (sublimasi). (Anonim,2003)
2. Kandungan air (pengeringan)
Setiap mikroba memerlukan kandungan air bebas tertentu untuk hidupnya,
biasanya diukur dengan parameter aw (water activity) atau kelembaban relatif. Mikroba umumnya dapat tumbuh pada aw 0,998-0,6. Bakteri umumnya memerlukan a w 0,90-0,999. Mikroba yang osmotoleran dapat hidup pada aw terendah (0,6) misalnya khamir Saccharomyces rouxii. Aspergillus glaucus dan jamur benang lain dapat tumbuh pada aw 0,8. Bakteri
umumnya memerlukan aw atau kelembaban tinggi lebih dari 0,98, tetapi bakteri halofil hanya memerlukan aw 0,75. Mikroba yang tahan kekeringan adalah yang dapat membentuk spora, konidia atau dapat membentuk kista. (Anonim,2003)
Tabel 3 Daftar a w yang diperlukan oleh beberapa jenis bakteri
Nilai aw
Bakteri
1,00
Caulobacter
Spirillum
0,90
Lactobacilus
Bacillus
0,85
Staphylococcus
0,75
Halobacterium
(Sumber : Anonim,2003)
  1. Tekanan osmosis
Tekanan osmosis sebenarnya sangat erat hubungannya dengan kandungan air.
Apabila mikroba diletakkan pada larutan hipertonis, maka selnya akan mengalami plasmolisis, yaitu terkelupasnya membran sitoplasma dari dinding sel akibat mengkerutnya sitoplasma. Apabila diletakkan pada larutan hipotonis, maka sel mikroba akan mengalami plasmoptisa, yaitu pecahnya sel
karena cairan masuk ke dalam sel, sel membengkak dan akhirnya pecah. (Anonim,2003)
Berdasarkan tekanan osmose yang diperlukan dapat dikelompokkan menjadi:
a.        mikroba osmofil, adalah mikroba yang dapat tumbuh pada kadar gula tinggi.
b.       mikroba halofil, adalah mikroba yang dapat tumbuh pada kadar garam halogen yang tinggi,
c.        mikroba halodurik, adalah kelompok mikroba yang dapat tahan (tidak mati) tetapi tidak dapat tumbuh pada kadar garam tinggi, kadar garamnya dapat mencapai 30%. (Anonim,2003)
  1. Ion-ion dan listrik
a.       Kadar ion hidrogen (pH)
Mikroba umumnya menyukai pH netral (pH 7). Beberapa bakteri dapat hidup pada pH tinggi (medium alkalin). Contohnya adalah bakteri nitrat, rhizobia, actinomycetes, dan bakteri pengguna urea.
Apabila mikroba ditanam pada media dengan pH 5 maka pertumbuhan didominasi oleh jamur, tetapi apabila pH media 8 maka pertumbuhan
didominasi oleh bakteri. Berdasarkan pH-nya mikroba dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu (a) mikroba asidofil, adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 2,0-5,0, (b) mikroba mesofil (neutrofil), adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 5,5-8,0, dan (c) mikroba alkalifil, adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 8,4-9,5. (Anonim,2003)





  1. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1.      WAKTU DAN TEMPAT
a.       Waktu :
1)       Praktikum             :Kamis, 10 oktober 2013, Jam 09.00 s/d 11.00 WIB
2)      Pengamatan           :Jum’at, 11 oktober 2013, Jam 11.00 WIB
b.                                       Tempat : Laboratorium Biologi Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang
2.      AlAT DAN BAHAN
a.       Alat : Tabung reaksi, pinset, bunsen, rak tabung reaksi, jarum ose, pipet tetes, sprayer, autoclave, inkubator, termometer, kertas HVS, beaker glass, gelas ukur
b.      Bahan : NaOH, suspense bakteri Eschericia coli, Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus, kapas, spritus, tissue, alcohol 70%, asam cuka, aquadest, air oanas, es batu, kertas pH, kertas label.



3.      CARA KERJA
a.       Perlakuan pH ( Asam Cuka dan KOH )
1.      Ukur terlebih dahulu pH aquadest steril, asam cuka dan NaOH. Hasil pengukuran dicatat.
2.      Siapkan 3 (tiga) buah tabung reaksi, masing-masing tabung teaksi dimasukan 10ml asam cuka, NaOH, dan aquadeststeril secara aseptis
3.      Pada tabung reaksi yang telah berisi asam cuka, KOH, dan aquadest steril dimasukan 2-3 tetes suspense bakteri secara aseptis
4.      Sumbat mulut tabung reaksi dengan kapas kemudian bungkus dengan kertas putih
5.      Inkubasi selama 24 – 48 jam pada suhu 37oC dalam inkubator
6.      Setelah masa inkubasi amati perubahan yang terjadi pada tabung reaski (warna/keruh)
b.      Perlakuan Suhu (Es batu dan Air Panas).
1.      Siapakan 2 (dua) buah tabung reaksi, masukkan pecahan es batu dengan pinset sampai setengah panjang tabung reaksi dan 10 ml air panas kedalam masing-masing tabung reaksi secara aseptis.
2.      Ukur suhu kedua tabung reaksi yang berisiskan es batu cair dan air panas.
3.      Pada tabung reaksi yang telah berisi es batu dan air panas masukkan 2-3 tetes suspensi bakteri secara aseptis.
4.      Sumbat mulut tabung dengan kapas kemudian bungkus dengan kertas putih.
5.      Inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 370C dalam inkubator.
6.      Setelah masa inkubasi amati perubahan yang terjadi pada tabung reaksi (warnah/keruh)
  1. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.      HASIL PRAKTIKUM
Tabel 1  Pengaruh Faktor pH dan Suhu Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus
No.       Perlakuan                                                                                              Warna
1           Aquadest steril + bakteri Staphylococcus aureus                         Keruh
2           NaOH + bakteri Staphylococcus aureus                                        Keruh
3           Asam cuka +        bakteri Staphylococcus aureus                        Keruh
4           Es batu + bakteri Staphylococcus aureus                                      Keruh
5           Air panas + bakteri Staphylococcus aureus                                   Keruh

Tabel  2. Pengaruh Faktor pH dan Suhu Terhadap Pertumbuhan Bakteri Eschericia coli
No.       Perlakuan                                                                                              Warna
1           Aquadest steri + bakteri E.coli                                                          Keruh
2           NaOH + bakteri E.coli                                                                        Jernih
3           Asam cuka + bakteri E.coli                                                               Keruh
4           Es batu + bakteri E.coli                                                                      Keruh
5           Air panas + bakteri E.coli                                                                  Jernih



Tabel 3. Pengaruh Faktor pH dan Suhu Terhadap Pertumbuhan Bakteri               Salmonella typhosa
No.       Perlakuan                                                                                              Warna
1           Aquadest steril + bakteri Salmonella typhosa                                               Keruh
2           NaOH + bakteri Salmonella typhosa                                              Keruh
3           Asam cuka + bakteri Salmonella typhosa                                     Keruh
4           Es batu + bakteri Salmonella typhosa                                            Keruh
5           Air panas + bakteri Salmonella typhosa                                         Jernih
2.      PEMBAHASAN
a.       Pada Tabe1 Pengaruh Faktor pH dan Suhu Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus
1.      Pada Aquadest steril yang telah dtambahkan suspensi bakteri Staphylococcus aureus terjadi perubahan warna, dari warna jernih menajadi keruh setelah di inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37oC dalam inkubator. Perubahan warna tersebut menunjukan bahwa ada pertumbuhan  mikroorganisme di dalam media cair aquadest stresil tersebut
2.      Pada NaOH yang telah di tambahkan supsensi bakteri Staphylococcus aureus  terjadi  perubahan warna,  warna mejadi keruh setelah di inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37oC dalam incubator hal ini disebabkan adanya kumpulan suatu bakteri yang sejenis yang membentuk koloni, di dalam media cair tersebut terjadi nya suatu pertumbuhan bakteri pada pH 13
3.      Pada Asam cuka yang telah di tambahkan suspense bakteri Staphylococcus aureus terjadi di perubahan warna, warna menjadi keruh setelah di inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37oC dalam incubator hal ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan bakteri, karena asam cuka memiliki pH 2
4.      Pada Air panas yang telah di tambahkan suspensi bateri Staphylococcus aureus terjadi di perubahan warna, warna menjadi keruh setelah di inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37oC dalam incubator hal ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan bakteri dimana suhu air panas 90oC
5.      Pada Air dingin yang telah di tambahkan suspensi bateri Staphylococcus aureus terjadi di perubahan warna, warna menjadi  keruh setelah di inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37oC dalam incubator hal ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan Bakteri dimana suhu air dingin 2oC
Menurut belindch (2009) Staphylococcus aureus dapat tumbuh dengan baik pada pH 7 bertahan pada pH 2 karena sifat anaerob fakulatif dan mati pada pH 11.
b.      Pengaruh Faktor pH dan Suhu Terhadap Pertumbuhan Bakteri Eschericia coli
1.      Pada Aquadest steril yang telah dtambahkan suspensi bakteri E. coli terjadi perubahan warna, dari warna jernih menjadi keruh setelah di inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37oC dalam inkubator. Perubahan warna tersebut menunjukan bahwa ada pertumbuhan  mikroorganisme di dalam media cair aquadest stresil tersebut. Karena pH yang dimiliki aquadest steril adalah 7, pH netral.
2.      Pada NaOH yang telah di tambahkan supsensi bakteri E. coli   terjadi  perubahan warna,  warna mejadi keruh setelah di inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37oC dalam  incubator hal ini disebabkan adanya kumpulan suatu bakteri yang sejenis yang membentuk koloni, di dalam media cair tersebut terjadi nya suatu pertumbuhan bakteri pada pH 13.
3.      Pada Asam cuka yang telah di tambahkan suspense bakteri E. coli  terjadi di perubahan warna, warna menjadi keruh setelah di inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37oC dalam incubator hal ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan bakteri, karena asam cuka memiliki pH 2
4.      Pada Air panas yang telah di tambahkan suspensi bateri E. coli  terjadi di perubahan warna, warna menjadi keruh setelah di inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37oC dalam incubator hal ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan bakteri dimana suhu air panas 93oC.
5.      Pada Air dingin yang telah di tambahkan suspensi bateri E.coli  terjadi di perubahan warna, warna menjadi  keruh setelah di inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37oC dalam  incubator hal ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan bakteri dimana suhu air dingin 2oC.
Menurut (Anonim, 2008).Mikroorganisme termofil, yaitu mikroorganisme yang tumbuh optimal atau suka pada suhu yang tinggi, mikroorganisme ini sering tumbuh pada suhu diatas 40oC, bakteri jenis ini dapat hidup di tempat-tempat yang panas bahkan di sumber-sumber mata air panas bakteri tipe ini dapat ditemukan, pada tahun 1967 di yellow stone park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93-94oC
c.       Pengaruh Faktor pH dan Suhu Terhadap Pertumbuhan Bakteri Salmonella typhosa
1.      Pada Aquadest steril yang telah dtambahkan suspensi bakteri S. typhosa terjadi perubahan warna, dari warna jernih menjadi keruh setelah di inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37oC dalam inkubator. Perubahan warna tersebut menunjukan bahwa ada pertumbuhan  mikroorganisme di dalam media cair aquadest stresil tersebut. Karena pH yang dimiliki aquadest steril adalah 7, pH netral.
2.      Pada NaOH yang telah di tambahkan supsensi bakteri S. typhosa   terjadi  perubahan warna,  warna mejadi keruh setelah di inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37oC dalam  incubator hal ini disebabkan adanya kumpulan suatu bakteri yang sejenis yang membentuk koloni, di dalam media cair tersebut terjadi nya suatu pertumbuhan bakteri pada pH 13.
3.      Pada Asam cuka yang telah di tambahkan suspense bakteri S. typhosa terjadi di perubahan warna, warna menjadi keruh setelah di inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37oC dalam incubator hal ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan bakteri, karena asam cuka memiliki pH 2
4.      Pada Air panas yang telah di tambahkan suspensi bateri S. typhosa terjadi di perubahan warna, warna menjadi keruh setelah di inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37oC dalam incubator hal ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan bakteri dimana suhu air panas 90oC.
5.      Pada Air dingin yang telah di tambahkan suspensi bateri S. typhosa terjadi di perubahan warna, warna menjadi  keruh setelah di inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37oC dalam  incubator hal ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan bakteri dimana suhu air dingin 8oC.
Menurut (Anonim 2008) Mikroorganisme psikrofil yaitu mikroorganisme yang suka hidup pada suhu yang dingin, dapat tumbuh paling baik pada suhu optimum dibawah 20oC

  1. KESIMPULAN
Menurut Anonim Menurut (2008) Bahwa pada suhu optimum 300C bakteri tersebut dapat tumbuh dengan baik dan pada pH optimum yang sangat asam dan basa bakteri masih dapat tumbuh ini dikarenakan pertumbuhan bakteri tersebut berbeda-beda. Hal ini membuktikan bahwa Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah pH, suhu, kelembapan, dan cahaya.

  1. DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2008.Salmonellathyposa.(Online).(http://Salmonellathyposa_mikrobiologifarmasi Indonesia.html, diakses 17Oktober 2013)
Anonim.2011.KarakteristikStaphylococcusaureus.(Online).(http://repository.ipb.ac.id/Bitstream/handle/123456789/BAB%2011%20Tinjauan%20ustaka.pdf?sequence=4, diakses 13Oktober 2013)

Anonim.2013.Mengenal bakteri Ercherichia coli.(Online).(http://spirit- ok.blogspot.com/2013/03/mengenal-bakteri-e-coli.html, diakses 13 Oktober 2013)
Belindch.2009.Pengaruh Faktor Suhu dan pH terhadap pertumbuhan dan pertahanan hidup Staphylococcus aureus.(Online).( http://belindch.wordpress.com/2009/12/07/pengaruh-faktor-suhu-dan-ph-terhadap-pertumbuhan-dan-pertahanan-hidup-staphylococcus-aureus, diakses 15Oktober 2013)
Kusuma sri agung.2009.Staphylococcus aureus.(online)
                     (http://pustaka.unpad.ac.id/wp.content/uploads/2011/09/pustaka_unpad_staphylococcus.pdf, diakses 19Oktober 2013)

Melliawati,Ruth.2009.Escherichia coli dalam Kehidupan Manusia. (Online).(http://www.biotek.lipi.go.id/images/stories/biotrends/vol4no1/EcoliR.Melliawati1014.pdf, diakses 18Oktober 2013)

Moch Ansori,Djoko Martono.2009.Biologi SMA.Jakarta.
Pelczar,M.J dan Chan,E.C.S.1988.Dasar-dasar Mikrobiologi.Jakarta:
Universitas Indonesia.
Wawan.2009.Pertumbuhan bakteri pada medium dengan pH dan suhu yangberbeda.(Online).(http://wawanbio05.blogspot.com/2009/09/pertumbuhan-bakteri-pada-medium-dengan.html, diakses pada 20 Oktober 2013)


 
A DREAM Blogger Template by Ipietoon Blogger Template